Sabtu, 22 Oktober 2011


STANDAR MONETER
Apakah standar moneter itu ? Standar moneter internasional adalah suatu barang atau mata uang ang diterima oleh mayoritas Negara-negara di dunia sebagai “mata-uang dunia”. “mata-uang dunia” ini, persis seperti halnya mata-uang di dalam sesuatu Negara, harus memenuhi ke empat fungsi uang yang di sebutkan : sebagai alat tukar, sebagai pengukur nilai, sebagai alat untuk menyeleaikan hutang-piutang dan sebagai alat penyimpan nilai atau pnyimpan daya beli.
a)      Standar Kembar (Bimetallism)
Standar kembar terjadi apabila peerintah menggunakan emas dan perak sebagai nilai mata uangnya. Caranya, harga perak ditetapkan, misalnya sebesar $1,293 per gram dan emas sebesar $19,395 per garm. Dengan demikian perbandingan nilai antara perak dengan emas adalah 15:1. Perbandingan ini disebut mint ratio. Artinya, harga emas 15 kali harga perak. Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. Namun, standar kembar ini serng menimbulkan masalah. Seperti yang telah di kemukakan oleh Sir Thomas Gresham tahun 1558 bahwa bad money drives out good money yang kemudian dikenal denagn hokum Gressham. Maksud hokum ini adalah bahwa dalam system standar kembar, emas dan perak mempunyai perbandingan nilai tukar baik sebagai uang maupun sebagai barang (logam). Apabila kedua perbandingan (ratio) ini tidak sama maka akan terjadi pertukaran/peleburan, yakni dari logam yang dinilai terlalu rendah (undervalued) menjadi logam yang dinilai terlalu tinggi (overvalued). Misalkan, pemerintah Amerika menetapkan perbandingan perak/emas sebesar 15:1, tetapi suatu saat karena ditemukannya tambang perak perbandingan tersebut dipasaran menjadi 16:1. Dalam keadaan demikian ini, seseorang akan dapat memperoleh keuntungan denagn menukarkan uang perak denagn uang emas dengan perbandingan 15:1 dan melebur uang emas serta membeli 16 gram perak denagn 1 gram emas. Dengan demikian orang tadi memperoleh keuntungan 1 garm perak. Uang perak (bad oney yang dinilai undervalued) menggantikan uang emas (good money yang dinilai overvalued). Karena masalah inilah maka banyak Negara di dunia (terutama pada akhir abad kesembilan belas) menggunakan standar tunggal, biasanya standar emas.
b)      Standar Emas
Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gabaran tentang standar emas ini, karena bentuk dari system ini bermacam-macam (berbeda antara satu negar dengan lain). Namun secara umum dapat dikatakan bahwa suatu negar memakai system standar emas apabila niali mata uangnya, dikaitkan/didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan perbandinagn yang telah ditentukan oleh bank sentral.
Karena negar-negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang meraka (kursnya). Misalnya, di Amerika perbandingan dolar denagn emas adalah US$4/1 gram , sedangkan di Inggris perbandingannya €1/1 gram, maka nilai tukar antara dolar denagn poendsterling adalah US$4/€1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di keduanegara tersebut tidak mengubah perbandingan nilai mata uangnya denag emas. Stabiliasasi inilah yang merupakan salah satu keuntunagn penggunaan system standar emas.
Namun kejelekannya, apabila suatu Negara mengalami deficit dalam neraca pembayarannya akan terjadi aliran eams ke luar (untukmembayar deficit tersebut). Akibatnya cadangan emas mengecil. Jika deficit itu terjadi terus-menerus (dari tahun ke tahun) Negara tersebutakan kehabisan cadangan emasnya. Dalam keadaan demikian, Negara tersebut dapat mengatasinya denagn kebijaksanaan deflasi. Kebijaksanaa ini akan menurunkan harga, employment serta pendapatan. Akibatnya, harga barang dalam negeri relative lebih murah dibandingkan dengan  luar negeri. Ekspor cenderung naikdan impor turun (dikarenakan pendapatan/tenaga beli turun).defisit neraca pembayaran akibatnya menyebabkan/menimbulkan masalah lain seperti miasl : social, pengangguran produksi turun serta banyak perusahaan (terutama perusahaan kecil) bangkrut. Dengan terjadinya depresi tahun 1930an yang berjalan cukup lama, maka system standar emas (yang murni) tealah banyak ditinggalakan meskipun masih ada beberapa Negara yang mempertahankan smapai aal tahun 1970an.
c)      Fiat Standar
Masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis apabiala transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atas dasar alas an ini, kemudian beredar surat emas/perak sebagai pengganti emas/perak yang disimpan. Surat emas/perak ini semula dijamin 100% denagn emas/perak yang tersimpan kemudian berangsur-angsur jaminan ini makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan,diman setiap saat si pemilik dapat mengambil emas tersebut. Pada tahun 1900-1933 Amerika Serikat mengeluarkan sertifikat emas dijamin 100% dengan emasyang disimpan di dalam bendahara Negara, yang setiap saat dapat ditukarkandenagn emas tersebut. Sertifikat ini sama (nilainya) dengan emas dan lebh mudah untuk melakukan transaksi. Sertifikat ini yang kemudian disebut representative money. Dalam perkembangannya sertifikat ini tidak lagi dijamin denagn 100% emas, tetapi lebih rendah. Seperti misalnya, di Amerika Serikat pada tahun 1945 bank sentral menentukan bahwa jaminan ini sebesar 40%. Sertifikat emas yang dijamin kurang dari 100% inilah yang sering disebut fiat standard. Bahkan dewasa ini sertifikat ini dijamin 0% emas. Mengapa bias diterima sebagai uang ?. Yang penting disini bukanlah bentuknya tetapi apabila barang tersebut dapat memenuhi fungsi sebagai alat tukar, penyimpanan kekayaan serta pembayaran tertunda, dapatlah disebut uang. Oleh karena itu kerta (sertifikat) yang tidak dijamin denagn 100% emas itu pun apabila memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas dapat disebut uang.
d)      Uang Giral (Deposit Money)
Deposito di bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa ? Karena pertama, deposito ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek, yakni transfer deposit dari si penulis/pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua, deposit ini dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deferred payment). Seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositinya di bank. Kerena depositinya dapat memenuhi fungsi-fungsi uang, maka dapat di kategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin besar. Di Amerika Serikat pada tahun 1983 jumlah uang meliputi lebih ¾ dari jumlah uang beredar, sisanya(yang ¼)berupa uang kartal (uang kertas dan logam).
e)      Uang Kuasi
Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka da tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestic. Apabila criteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarna tabungan ini tidak masuk dalam dalam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam berbagai bentuk seperti: tanah,rumah, uang, perhiasan dan bahkan berbentuk tabungan. Maka memasukkan tabungan ke dalam pengertia uang denagn melihat apakah ada kemungkinan saling mengganti (substitutability) antara tabungan dengan uang giral (demand deposit). Apabila ada maka tabungan dapat dimasukkan ke dalam pengertian uang. Karena criteria inipun belum jelas, yakni sampai seberape besar angka substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka hingga kini masalah tersebut selalu di perdebatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar